//DIANrain

السلام عليكم
Hey ! Good days to you!


السلام عليكم Welcome to my journal . You've stuck in my unprivate diary. ABOUT ME?? I am who I am?? haha !!I am childish... Can be quite shy too ^▵^ I think I can be a friendly person, so we can be a good friend. Nice to meet you♣ Hope you like my online diarys♥ Wish you enjoyed my blogger♣ Follow if you like me (>.<) Have a nice day, guys! Thank you for visit my blog and being my reader...

Status : I am just simple girl with smile in every Rain!♥I Love Rain, because there's always a Rainbow after every Rain.


Click here



WARNING.!!
I'm Sorry...


Right click aren't allowed here.
Please click CTRL+C to copy and CTRL+V to past.
Thanks a lot!❤
Tagboard
Rainbow after Rain


Like Rain Like Rainbow


Credits

Basecode: Nadya.
Full edit: SitiSyuhadah
Re-Edit by: Me


Rain's friendship














I love clouds and pretty raindrops

My Favourite Site


Click Here => | VivaLapasatu | TUMBLR |
Mawar
     Hembusan angin menerbangkan semua dedaunan kering di halaman. Cuaca nampak tak bersahabat sore itu. "Sepertinya badai akan datag". Sejak tadi, tak ubahnya Jeslin memandang sebuah mawar putih nan cantik, yang berdiri kokoh di dalam vas kaca di teras rumah. Mawar putih yang diam membisu, seakan ingin menghapus air mata yang mengalir lembut di pipi Jeslin, dari balik jendela. Hingga teguran sang ibu yang berkata badai akan datang pun tak dapat mengusik lamunannya.
     "Kau mau ke mana? Di luar sedang hujan!", tanpa menjawab pertanyaan sang ibu yang terlihat khawatir sejak tadi, Jeslin beranjak pergi ke arah teras. Ia mengambil mawar putih beserta vas kacanya ke dalam kamar tidur. Lantas Jeslin pun meletakkannya dekat jendela kamar, dan tetap memandanginya hingga butiran air mata kembali megalir.
      Tok... Tok... Tokk.... Tok...
Suara lirih dari balik pintu terdengar memanggil nama Jeslin. "Ini, ibu bawakan secangkir coklat hangat dan sebuah selimut baru. Di luar hujan sangat lebat. Secangkir coklat akan terasa lebih nikmat untuk dinikmati saat cuaca sedang dingin. Dan mungkin selimut ini dapat membantu menghangatkan tubuh."
     Jeslin melirik ke arah pintu kamar yang telah tertutup rapat. "Maafkan aku bibi, tak mudah bagiku untuk memanggilmu ibu, setelah ayah & ibu tiada!" keluh Jeslin dalam hati. Telah sekian lama Jeslin membisu. Tak ada yang dapat membuatnya berbicara dengan riang lagi, sejak ayah & ibunya tiada. Pesawat itu telah merenggut nyawa orang-orang yang Jeslin sayangi. Banyak yang beranggapan bahwa kecelakaan itu akibat kelalaian sang pilot. Namun Jeslin tetap tak peduli, apapun kata orang. Yang menjadi beban terdalamnya adalah mengapa Tuhan memanggil Ayah & Ibunya secepat ini? Tak ada yang dapat menjawab pertanyaannya itu, hanya mawar putih hadiah dari sang ibunyalah yang tetap kuat berdiri kokoh.  Menatap air mata Jeslin yang mengalir setiap waktu & menjadi pengaduan atas hati Jeslin yang galau!!
                                                            ----- END -----

Label:



Older Post | Newer Post