السلام عليكم
Hey ! Good days to you!
Click here WARNING.!!
I'm Sorry... Right click aren't allowed here. Please click CTRL+C to copy and CTRL+V to past. Thanks a lot!❤ Tagboard
Rainbow after Rain Credits
Basecode: Nadya. Full edit: SitiSyuhadah Re-Edit by: Me Rain's friendship I love clouds and pretty raindrops My Favourite Site Click Here => | VivaLapasatu | TUMBLR | Follow @_Dianmaulani
| Terangi Jalan Kami
Prawipto atau yang akrab disapa Pak Wito merupakan seorang guru di sebuah kota di Jawa Timur. Suatu ketika, beliau melihat sebuah acara televisi yang menayangkan kisah hidup anak-anak pedalaman. Pak Wito tersentuh melihatnya. Akhirnya, beliau memutuskan untuk merantau guna menjadi guru bantu di sana. Malam harinya, beliau berunding dengan sang istri tentang niat baiknya. "Bu, apa ibu mau ikut bapak piindah ke sana?Bapak ndak tega bu, melihat anak-anak itu. Hidup tanpa ilmu. Apa kelak mereka dapat bertahan hidup?", kata pak wito. "Ibu sich setuju-setuju saja pak. Tapi bagaimana nasib anak-anak kita?Lah wong mereka juga butuh ilmu toh...??" jawab istri pak wito. Mendengar jawaban sang istri, pak wito berusaha meyakinkan "Mereka kan sudah besar. Titipkan saja pada Darma adikku. Dia pasti senang kalau ada Fandi & Lala di keluarga kecilnya." jawab pak wito. "Sudah sudah.... Masalah anak-anak biar bapak saja yang ngatur. Yang penting ibu mau ndak ikut bapak?" sambung pak wito. Setelah melewati perundingan yang sedikit alot, maka sang istri bersedia untuk menemaninya. Akhirnya, pak wito & sang istri memulai perjalanan mereka. Berawal dari seorang guru di sebuah sekolah favorit yang serba berkecukupan, kini pak wito harus merelakan pekerjaan yang telah dijalaninya selama 20 tahun itu. Beliau harus memulai kehidupannya dengan sang istri, mulai dari nol. Namun, itu semua tidak menjadi beban untuk pak wito & istrinya. Lima tahun berlalu. Kini Fandi, anak pertama pak wito bersekolah di Universitas Indonesia. Fandi memang anak yang pintar. Sejak SD, ia selalu menempati peringkat pertama. Hal inilah yang menjadi kebanggaan tersendiri bagi ayah & ibunya. Suatu hari, Fandi bertemu dengan seorang murid baru di sana. Anita namanya. Mendengar logad & gaya bicara Anita yang berbeda dari teman lainnya, Fandi mencoba untuk berkenalan. Fandi terkejut saat mengetahui bahwa Anita berasal dari daerah pedalaman. "Ehm... Maaf Anita. Bukankah di tempat kau tinggal tak ada satupun gedung sekolah di sana? Lantas bagaimana kau dapat sampai di sini?" tanya Fandi penasaran. "Oh ya! Saya memang tinggal di sebuah daerah pedalaman. Awalnya kami anak-anak pedalaman tak tahu, akan seperti apa masa depan kami nantinya. Tapi untungnya, seorang guru berbesar hati untuk datang & memperkenalkan ilmu pada kami. Beliau adalah Pak Wito" cakap Anita. Fandi pun semakin terkejut mendengarnya. Ia merasa bangga pada sang ayah, yang telah berhasil menerangi jalan anak-anak pedalaman, dengan ilmu yang beliau miliki. Tanpa sadar, air mata meleleh di senyum bahagia Fandi. ----- TAMAT ----- Label: Cerpen |