السلام عليكم
Hey ! Good days to you!
Click here WARNING.!!
I'm Sorry... Right click aren't allowed here. Please click CTRL+C to copy and CTRL+V to past. Thanks a lot!❤ Tagboard
Rainbow after Rain Credits
Basecode: Nadya. Full edit: SitiSyuhadah Re-Edit by: Me Rain's friendship I love clouds and pretty raindrops My Favourite Site Click Here => | VivaLapasatu | TUMBLR | Follow @_Dianmaulani
| ☂ 12 Hujan Cinta ☂
Hujan
akan datang? Benarkah ia akan segera datang? Oh tidak, kumohon jangan sekarang.
Aku belum siap. Bahkan aku belum sempat membuat dialog sederhana, sekedar
mengisi kekosongan bila nanti kami duduk berdua. Belum juga memikirkan rencana
kecil yang akan kami lakukan nantinya. Belum memilih gaun yang cocok untuk
kupakai. Belum juga merias diri di depan cermin. Ini yang selalu kurasakan bila
kutau hujan akan datang. Ingin nampak sepurna meski memakai topeng sekalipun.
Aku tau hujan tak pernah suka dengan topeng ini. Ia lebih suka bila aku
menampakkan wajah asliku. Hujan selalu berhasil membuat hati ini tenang, yang
semula bergetar menyambut kedatangannya. Dan benar saja apa yang angin katakan.
Hujan memang datang. Dan untuk yang kesekian kalinya, ia datang di waktu yang
tepat. Aku mengulurkan kedua telapak tangan. Merasakan setiap tetes hujan
berebut untuk membasahi punggung tanganku. Hujan, aku ingin bercerita. Mohon
hadir sejenak sekedar mendengarkan keluh kesahku. Maukah kau menyeka air
mataku? Lalu membawakannya untuk Tuhan. Karena yang kutahu, Tuhan selalu
menghadirkanmu di saat aku benar-benar “buntu”, dan mungkin saja memang kau
yang Tuhan kirim untuk menyampaikan keluhku pada-Nya. Tak lama lagi, 17
tahun akan kuhadapi. Tapi aku masih
belum menjadi yang dewasa untuk diriku sendiri. Tak bisa mengurangi “galau”
yang terkadang tak bisa kupendam. Hujan, masih sama seperti sebelumnya. Ini
tentang pangeran berkuda putih itu. Yang tetap bertahan dengan sejuta
teka-tekinya. Yang masih saja membuatku bingung. Dia cuek, dia kurang “peka”.
Entah karena memang itu karakter yang ia punya, atau mungkin ia bermaksud
menghindar? Tuhan.. apa yang harus kulakukan untuk menghilangkan feeling
negative ini. Sekali lagi kukatakan, bukan maksud “buru-buru”. Bahkan bila mungkin
aku akan menunggunya seribu tahun lagi hingga nanti ia benar-benar siap. Aku
hanya butuh sebuah kepastian. Salah? Wanita lebih memilih untuk menunggu,
asalkan yang ia tunggu itu “pasti”. Apa ini wujud keras kepalaku? Bayangkan
bila kau mempunyai seorang pangeran tapi ia membiarkanmu “mengambang” tanpa
sebuah kepastian, bahkan terkadang menghilang seolah menjauh dari kehidupanmu.
Kau mungkin saja akan “khawatir” bila tak mendapat kabar darinya. Tapi apakah
ia mencarimu saat kau tak ada? Jawabannya belum pasti, sebelum kau benar-benar
tau bagaimana perasaan pangeran itu padamu. Beranjak dari pemikiran yang lain.
Aku menyukai segala hal yang berbau “romantic” sedangkan pangeranku jarang
melakukannya. Apa mungkin feeling negative yang mengatakan itu “php”, muncul
karena alasan itu? Karena ia jarang melakukan hal-hal romantic bahkan dengan
kata-kata sekalipun. Harusnya aku bisa lebih memahaminya. Mungkin saja ia
bukanlah sesosok pangeran yang senang berkata romantic pada wanita yang
dicintainya. Mungkin saja ia terlalu sibuk hingga tak memiliki waktu luang
untuk melakukannya. Kembali kata “mungkin” muncul dari fikiranku. Sampai kapan
aku meraba-raba apa yang sedang terjadi? Hingga detik ini pun tak kudapat kabar
darinya. Terhitung sejak beberapa hari yang lalu. Khawatir? Itu pasti. Ia
peduli? Belum tentu. Terakhir kali ia memberiku kabar, ia berhasil meyakinkanku
bahwa ia “memilihku”. Tapi hari ini ia menghilang seakan membenarkan feeling
negatifku tentangnya. Dan besok bisa saja ia kembali menyatakan keyakinannya
untuk “memilihku”. Tuhan, kuharap itu bukan sesuatu yang disebut “php”! Yang
kutakutkan, bagaimana bila itu memang php tapi aku tidak terlalu peka untuk
mengetahuinya? Bagaimana bila aku terlalu jauh melangkah, lalu jatuh terlalu
dalam di lubang yang salah? Bagaimana bila aku terlanjur untuk terlalu
mencintainya? Bagaimana bila aku terlalu berharap? Karena sesungguhnya php itu
ada justru karena kita yang terlalu berharap. Sejak awal aku berusaha sedikit
menjauh, bahkan lebih menjauh lagi saat ia pergi tanpa kabar. Aku tak mau
tersakiti. Tuhan, semoga apa yang kulakukan ini benar. Semoga keputusanku
bukanlah keputusan yang salah..
Label: Cerpen, Cinta, Curhat, HUJAN, Hujan Cinta, iseng, Pengalamanku, Puisi |