السلام عليكم
Hey ! Good days to you!
Click here WARNING.!!
I'm Sorry... Right click aren't allowed here. Please click CTRL+C to copy and CTRL+V to past. Thanks a lot!❤ Tagboard
Rainbow after Rain Credits
Basecode: Nadya. Full edit: SitiSyuhadah Re-Edit by: Me Rain's friendship I love clouds and pretty raindrops My Favourite Site Click Here => | VivaLapasatu | TUMBLR | Follow @_Dianmaulani
| ☂ 24 Hujan Cinta ☂
Dia
adalah rintikan hujan yang selalu mendamaikan hati dan pikiran. Kedamaian yang
tak pernah kudapat dari sesosok “Dia” yang lain. Terkadang Dia membuatku kesal,
tapi tak pernah sekalipun aku membencinya. Dia adalah alasan mengapa aku selalu
menerawang jauh ke luar jendela. Menanti kedatangannya, meski yang kulakukan
adalah sia-sia. Dia bersama dengan hati yang tlah Dia ambil dariku. Dia adalah
pria yang kupuji dengan segala keistimewaannya. Pria yang tatapan tajamnya
selalu kunantikan. Aku menyukai caranya berbicara. Selalu mengandalkan matanya.
Meski terkadang Dia berhasil membuatku aneh dengan melakukan hal-hal bodoh di
hadapannya. Namun mata itu yang selalu membuatku rindu….
Banyak
cerita yang terangkai indah di antara kami. Bagaimana bisa aku melupakannya? Meski
aku mau, tapi belum tentu aku sanggup. Bunga, setangkai mawar merah pertama yang
kudapat dari seorang pria. Dari Dia yang tubuhnya hanya beberapa inchi lebih
tinggi dariku, yang selalu menginginkanku menjadi alarm jamnya di setiap pagi,
yang menjadikanku wanita paling beruntung di dunia. Dia “Jelekku”, pangeran
hujanku. Dia adalah pria yang membuatku tampak seperti orang gila. Mencari-cari
kesempatan hanya untuk melihatnya. Dari jauh pun sudah cukup untukku. Terkadang
senyum sendiri, terkadang murung sendiri. Ingin berbicara dengannya, namun setiap
kali kami bertemu, selalu salah tingkah. Aneh? Tapi tanpa kau sadari, itu juga
yang kau lakukan saat cinta menghujanimu.
Percaya
atau tidak, 17 tahun aku bertemu dengan ribuan hingga jutaan pria, Dia
satu-satunya pria yang tahu segala rahasiaku. Bahkan mantan pacarku yang
berjumlah satu orang pun tak pernah tahu seluk-belukku. Ia menjadi orang kedua
yang membuatku nyaman setelah ayahku. Dia yang membuatku bermimpi menjadi
puteri cantik ala negeri dongeng, lengkap dengan istana indah dan pangeran
tampan berkuda putih. Itu sebabnya terkadang aku memanggilnya Pangeran berkuda
putih. Baru kutahu, kegilaanku sudah melebihi batas wajar. Mungkin yang kubutuhkan
saat ini adalah sebuah resep obat dari dokter cinta. Atau mungkin aku harus
memberitahu dewa dan dewi, malaikat cinta untuk melepas cupidnya di hati kami.
Sejak
awal -mungkin- Dia tahu apa alasanku ingin mengenalnya lebih jauh. Tapi
sayangnya, hingga saat Dia pergi, aku tak pernah tahu apa arti kehadiranku di
hidupnya. Apa alasan Dia pergi? Itu pertanyaan besar yang kupendam. Ingat saat
Dia memberiku rambu-rambu positif, yang kuanggap itu arti hadirku di hidupnya. Semua
perhatiannya membuatku jatuh lebih dalam. Tapi sepertinya aku terlalu percaya
diri, atau GR, atau semacamnya, hingga akal sehatku salah mengartikan respon
positifnya. Ada sesuatu yang –mungkin- ingin Dia sampaikan lewat sikapnya. Aku kira
itu tentang perasaannya padaku. Tapi lagi-lagi aku salah mengartikan….
Label: Cerpen, Cinta, Curhat, HUJAN, Hujan Cinta, iseng, Pengalamanku, Puisi |