//DIANrain

السلام عليكم
Hey ! Good days to you!


السلام عليكم Welcome to my journal . You've stuck in my unprivate diary. ABOUT ME?? I am who I am?? haha !!I am childish... Can be quite shy too ^▵^ I think I can be a friendly person, so we can be a good friend. Nice to meet you♣ Hope you like my online diarys♥ Wish you enjoyed my blogger♣ Follow if you like me (>.<) Have a nice day, guys! Thank you for visit my blog and being my reader...

Status : I am just simple girl with smile in every Rain!♥I Love Rain, because there's always a Rainbow after every Rain.


Click here



WARNING.!!
I'm Sorry...


Right click aren't allowed here.
Please click CTRL+C to copy and CTRL+V to past.
Thanks a lot!❤
Tagboard
Rainbow after Rain


Like Rain Like Rainbow


Credits

Basecode: Nadya.
Full edit: SitiSyuhadah
Re-Edit by: Me


Rain's friendship














I love clouds and pretty raindrops

My Favourite Site


Click Here => | VivaLapasatu | TUMBLR |
☂ 24 Hujan Cinta ☂




Dia adalah rintikan hujan yang selalu mendamaikan hati dan pikiran. Kedamaian yang tak pernah kudapat dari sesosok “Dia” yang lain. Terkadang Dia membuatku kesal, tapi tak pernah sekalipun aku membencinya. Dia adalah alasan mengapa aku selalu menerawang jauh ke luar jendela. Menanti kedatangannya, meski yang kulakukan adalah sia-sia. Dia bersama dengan hati yang tlah Dia ambil dariku. Dia adalah pria yang kupuji dengan segala keistimewaannya. Pria yang tatapan tajamnya selalu kunantikan. Aku menyukai caranya berbicara. Selalu mengandalkan matanya. Meski terkadang Dia berhasil membuatku aneh dengan melakukan hal-hal bodoh di hadapannya. Namun mata itu yang selalu membuatku rindu….
Banyak cerita yang terangkai indah di antara kami. Bagaimana bisa aku melupakannya? Meski aku mau, tapi belum tentu aku sanggup. Bunga, setangkai mawar merah pertama yang kudapat dari seorang pria. Dari Dia yang tubuhnya hanya beberapa inchi lebih tinggi dariku, yang selalu menginginkanku menjadi alarm jamnya di setiap pagi, yang menjadikanku wanita paling beruntung di dunia. Dia “Jelekku”, pangeran hujanku. Dia adalah pria yang membuatku tampak seperti orang gila. Mencari-cari kesempatan hanya untuk melihatnya. Dari jauh pun sudah cukup untukku. Terkadang senyum sendiri, terkadang murung sendiri. Ingin berbicara dengannya, namun setiap kali kami bertemu, selalu salah tingkah. Aneh? Tapi tanpa kau sadari, itu juga yang kau lakukan saat cinta menghujanimu.
Percaya atau tidak, 17 tahun aku bertemu dengan ribuan hingga jutaan pria, Dia satu-satunya pria yang tahu segala rahasiaku. Bahkan mantan pacarku yang berjumlah satu orang pun tak pernah tahu seluk-belukku. Ia menjadi orang kedua yang membuatku nyaman setelah ayahku. Dia yang membuatku bermimpi menjadi puteri cantik ala negeri dongeng, lengkap dengan istana indah dan pangeran tampan berkuda putih. Itu sebabnya terkadang aku memanggilnya Pangeran berkuda putih. Baru kutahu, kegilaanku sudah melebihi batas wajar. Mungkin yang kubutuhkan saat ini adalah sebuah resep obat dari dokter cinta. Atau mungkin aku harus memberitahu dewa dan dewi, malaikat cinta untuk melepas cupidnya di hati kami.
Sejak awal -mungkin- Dia tahu apa alasanku ingin mengenalnya lebih jauh. Tapi sayangnya, hingga saat Dia pergi, aku tak pernah tahu apa arti kehadiranku di hidupnya. Apa alasan Dia pergi? Itu pertanyaan besar yang kupendam. Ingat saat Dia memberiku rambu-rambu positif, yang kuanggap itu arti hadirku di hidupnya. Semua perhatiannya membuatku jatuh lebih dalam. Tapi sepertinya aku terlalu percaya diri, atau GR, atau semacamnya, hingga akal sehatku salah mengartikan respon positifnya. Ada sesuatu yang –mungkin- ingin Dia sampaikan lewat sikapnya. Aku kira itu tentang perasaannya padaku. Tapi lagi-lagi aku salah mengartikan….

“Selamat pagi! Aku sayang kamu, ini gak main-main. Biarin! Engga nyangka bisa sesayang ini sama kamu.”

“Tau nggak apa alasan aku sebut kamu jelek? Biar engga ada yang tau kalau sebenernya kamu tuh ganteng. Aku engga mau mereka tau. Kamu punyaku, Cuma buat aku, bukan buat mereka atau dia atau siapapun.”

“Aku engga nyesel pernah kenal sama kamu. Aku engga marah atau nyalahin kamu tentang apa yang terjadi sekarang. Itu bukan salah kamu. Itu karma buat aku. Makasih ya udah pernah izinin aku buat suka sama kamu. Makasih juga karena kamu sempat kasih respon lebih ke aku.”

“Forget you ever knew my name”
                                                       

Label: , , , , , , ,



Older Post | Newer Post